Abdurrahman Bin Auf Pebisnis Yang Mendunia
Abdurrahman Bin Auf Pebisnis yang
mendunia
ilustrasi jalur perdagangan yang beliau tempuh saat itu karena beliau tinggal di Arab, hamparan padang pasir yang seolah tak berujung, dibutuhkan Nyali, fisik yang kuat, navigasi yang hebat, dan karakter yang kuat menghadapi medan dan ancaman perampok untuk menempuh medan tersebut. (bisa mati karena medan yang berat panas siang hari dan dingin menusuk malam hari), satu lagi, medan tersebut berubah-ubah karena faktor pasir tertiup angin, benteng alam yang membuat segan penjajah masuk ke Arab, namun orang Arab tidak segan berdagang atau bisnis ke luar daerah.
Artikel kali ini bernuansa Islami, selaras dengan suasana
ramadhan pertama di tahun ini. Kita akan mengangkat sosok pedagang Islam yang
mendunia demi membacanya kita akan termotivasi sikap mental yang mulia.
Beliaulah Abdurrahman bin Auf, kita
bisa mengambil pelajaran dari sosok yang satu ini. Bisa dikatakan seorang
bisnisman, pedagang, atau entrepreneur sejati belum dianggap komplit jika belum
mengenal sosok yang satu ini. Untuk mempermudah akan kita buat point-point
penjelasanya :
- Abdurrahman Bin Auf termasuk sahabat Nabi, dan termasuk salah satu dari sepuluh orang yang mendapat kabar gembira masuk surga.
- Punya prinsip kemandirian. Beliau termasuk sahabat yang mendapatkan perintah hijrah (pindah) meninggalkan rumah, harta dan keluarga untuk menjaga keyakinan Islam dari negeri Makkah ke Madinah. Di Madinah beliau ditawari oleh sahabatnya harta dan dijamin soal istri, tapi dia menolak dengan halus dan mendoakan sahabatnya, beliau hanya menanyakan dimana pasar. Dari pasar itulah beliau berdagang dengan modal yang sempat dibawanya dan berjual beli di pasar, kadang untung dan kadang rugi, beliau tetap konsisten sampai akhirnya sukses besar menghampirinya dalam waktu singkat secara gemilang.
Ini termasuk
menunjukkan prinsip kemandirian yang tiada tanding, dan tidak mau membebani
orang lain, walau di negeri orang dan tetap menjalankan perdagangan.
- Orang yang mendapatkan doa nabi “semoga Allah memberikan harta yang engkau infakkan dan yang engkau simpan”
- Pedagang antar negara di jamanya.
- Pemilik kafilah dagang terbesar. Beliau Termasuk memiliki kafilah dagang terbesar di masanya, dengan personil sekitar 700 orang yang membawa kebutuhan makanan dan perhiasan. Digambarkan saat di kota Madinah, seakan bergoncang dengan kedatangan mereka, sampai-sampai suara gaduh dan teriakan memenuhi ruang penduduk kota Madinah. Kendaraan yang mereka bawa 700 unta, kendaraan mahal di jamanya pula. Lebih hebatnya semua itu diinfakkan.
- Milyader di jamanya, beliau infak dalam jumlah besar, termasuk membiayai pasukan militer untuk menjaga perdamaian dunia saat itu. Beliau juga menyantuni fakir miskin dan orang yang membutuhkan, dan infaknya berbentuk emas dan perak ataupun kendaraan dan bahan makanan yang jika dikurskan sekarang senilai bermilyar-milyar.
- Warisanya besar. Beliau meninggal dan mewariskan harta yang lebih dari cukup untuk keluarganya, sampai-sampai emas yang dibaginya dibelah-belah menggunakan kapak karena saking besarnya. Lebih dari itu beliau juga mewariskan ilmu agama dan sistem yang baik untuk dunia ini hingga dirasakan sampai sekarang.
- Pebisnis yang memiliki karakter hebat. Dalam kondisi yang bergelimang harta, beliau tidak sombong, tidak menjadikan harta tersebut orientasinya, bahkan akherat orientasinya. Beliau termasuk golongan hamba yang bersyukur dan tidak tertipu dengan gemerlapnya dunia, dan diberi petunjuk untuk menggunakan harta dengan sebaik-baiknya, bahkan termasuk hamba yang saleh.
- Multi talenta. Selain sebagai pedagang yang sukses, beliau juga termasuk tentara papan atas Islam yang rahmatan lil aalamiin (menyebarkan kasih sayang bagi seluruh alam),ahli agama, ahli militer, termasuk tim formatur (dewan musyawarah) memilih pemimpin dunia Islam saat itu yang sedang di puncak kekuasaan dunia.
- Sikap optimisme yang tinggi. Simak perkataanya, “ Maka dunia telah terbuka untukku, sampai-sampai kalau aku mengangkat sebuah batu pasti aku dapatkan emas atau perak di baliknya”
Ini akan
jadi inspirasi kita bahwasanya dalam mencari rizki, jangan takut lintas waktu,
lintas tempat, lintas ujian/rintangan dan selalu mengharap rahmat Allah yang
luas serta menghindari putus asa. Dan semoga usaha kita sukses dunia akherat,
amin.
Demikian sepenggal kisah
dari Abdurrahman bin Auf, yang tidak lain dan tidak bukan merupakan murid dari
guru besarnya yaitu Nabi Muhammad
Salallahu alaihi wasallam.
Selamat menunaikan ibadah
ramadhan.
Referensi :
‘Abdurrahman Ra’fat Basya. Shuwar min Hayati ash Shahabah, atau Sirah Sahabat,
Terj. Abu Abdillah al Watesi, Yogyakarta: Pustaka al Haura’, 2012
Terima kasih
Dadang Auto Champion