Solusi saat sulit rizqi
Terkadang dengan kesulitan manusia justru bisa mengetahui betapa lemahnya dia. sehingga saat itu justru ada manfaatnya, yaitu mengoreksi total terhadap dirinya sendiri. Inilah keistimewaan orang mukmin, sehingga dirinya tidak kepaten obor (istilah orang jawa kehilangan cahaya), apalagi bunuh diri, tapi dia akan segera dan cepat mencari obat dan merapat kepada sang pencipta. Terlebih dia seorang pengusaha, butuh mentalitas spiritual tersendiri.
langsung saja ini saya kutip dari sumber referensinya dengan judul aslinya silakan simak..........
Mengatasi kesulitan rizqi
Liku-liku
kehidupan memang tak bisa dikalkulasi dengan hitungan. Negeri yang sedemikian
makmurnya ini, terancam kekurangan sandang, pangan dan papan. Kegoncangan
melanda di mana-mana. Kegelisahan menjadi selimut kehidupan yang tidak bisa
ditanggalkan. Begitulah kalau krisis ekonomi sudah memakan korban.
Seakan manusia
telah lalai, bahwa segala yang terhampar di jagat raya ini ada Dzat yang
mengaturnya. Apakah mereka tidak ingat Allah Ta’ala telah berfirman :
“Dan
tidaklah yang melata di muka bumi ini melainkan Allahlah yang memberi rezkinya.”
(QS. Hud : 6)
Keyakinan yang
mantap adalah bekal utama dalam menjalani asbab (usaha) mencari rezeki. Ar
Rahman yang menjadikan dunia ini sebagai negeri imtihan (ujian), telah
memberikan jalan keluar terhadap problem yang dihadapi manusia. Diantaranya
1. Berusaha dan
Bekerja
Sudah merupakan
sunnatullah seseorang yang ingin mendapatkan limpahan rezeki Allah harus
berusaha dan bekerja. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala :
“Kalau telah
ditunaikan shalat Jum’at maka bertebaranlah di muka bumi dan ingatlah Allah
sebanyak-banyaknya agar kalian bahagia.”(QS. Al Jumu’ah : 10)
Rezeki Allah
itu harus diusahakan dan dicari. Tapi, kadang-kadang karena gengsi, sombong dan
harga diri seseorang enggan bekerja. Padahal mulia atau tidaknya suatu
pekerjaan itu dilihat apakah pekerjaan tersebut halal atau haram.
2. Taqwa
Banyak orang
melalaikan perkara ini, karena kesempitan hidup yang dialaminya. Dia
mengabaikan perintah-perintah Allah, karena tidak sabar menunggu datangnya
pertolongan Allah. Padahal Allah Ta’ala telah menyatakan :
“Dan
barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar
baginya. Dan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya.”
(QS. Ath Thala : 2)
Yaitu ‘dari
jalan yang tidak diharapkan dan diangankan-angankan,’ demikian komentar
Qatadah, seorang tabi’in (Tafsir Ibnu Katsir 4/48). Lebih jelas lagi Syaikh
Salim Al Hilali mengatakan bahwa Allah Yang Maha Tinggi dan Agung memberitahukan,
barangsiapa yang bertaqwa kepada-Nya niscaya Dia akan memberikan jalan keluar
terhadap problem yang dihadapinya dan dia akan terbebas dari mara bahaya dunia
dan akhirat serta Allah akan memberi rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangka (Bahjatun Nadhirin 1/44).
3. Tawakkal
Allah berfirman
:
“Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupi
(keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq : 3)
Yakni ‘barangsiapa
yang menyerahkan urusannya kepada Allah niscaya Dia akan mencukupi apa yang dia
inginkan,” demikian kata Imam Al Qurthubi dalam dalam Al Jami’ Ahkamul
Qur’an, 8/106.
Dan tidak
dinamakan tawakkal bila tidak menjalani usaha. Sesungguhnya menjalani usaha
merupakan bagian dari tawakkal itu sendiri. Oleh karena itu Ibnul Qoyyim mengatakan
:”Tawakkal dan kecukupan (yang Allah janjikan) itu, bila tanpa menjalani
asbab yang diperintahkan, merupakan kelemahan semata, sekalipun ada sedikit
unsur tawakkalnya. Hal yang demikian itu merupakan tawakkal yang lemah. Maka
dari itu tidak sepantasnya seorang hamba menjadikan sikap tawakkal itu lemah
dan tidak berbuat dan berusaha. Seharusnya dia menjadikan tawakkal tersebut
bagian dari asbab yang diperintahkan untuk dijalani, yang tidak akan sempurna
makna makna tawakkal kecuali dengan itu semua.” (Zadul Ma’ad 2/315).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengingatkan kita dalam riwayat yang
shahih :
“Seandainya
kalian bertawakkal kepada Allah denagn sebenar-benar tawakkal, niscaya Dia akan
memberikan rezeki kepada kaian sebagaimana burung diberi rezeki, pergi dipagi
hari dalam keadaan perut kosong, (dan) pulang sore hari dalam keadaan kenyang.”
(HR. An Nasai, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
4. Syukur
Syukur adalah
jalan lain yang Allah berikan kepada kaum mukminin dalam menghadapi kesulitan
rezeki. Dalam surat Ibrohim ayat 7 Allah berfirman :
“Kalau
seandainya kalian bersyukur, sungguh-sungguh Kami akan menambah untuk kalian
(nikmat-Ku) dan jika kalian mengingkarinya, sesungguhnya adzab-Ku sangat keras.”
(QS. Ibrohim : 7)
Oleh karena itu
dengan cara bersyukur insya Allah akan mudah urusan rezeki kita. Adapun hakekat
syukur adalah : “mengakui nikmat tersebut dari Dzat Yang Maha Memberi nikmat
dan tidak mempergunakannya untuk selain ketaatan kepada-Nya,” begitu Al
Imam Qurthubi menerangkan kepada kita (tafsir Qurthubi 9/225)
5. Berinfaq
Sebagian orang
barangkai menyangka bagaimana mungkin berinfaq dapat mendatangkan rezeki dan
karunia Allah, sebab denagn berinfaq harta kita menjadi berkurang. Ketahuilah
Dzt Yang maha Memberi Rezeki telah berfirman :
“Dan apa-apa
yang kalian infaqkan dari sebagian harta kalian, maka Allah akan menggantinya.”
(QS. Saba: 39)
6. Silaturohmi
Dalam hal ini
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa
yang berkeinginan untuk dibentangkan rezeki baginya dan dipanjangkan umurnya,
maka hendaklah menyambung silaturohmi.” (HR. Bukhori Muslim)
7. Doa
Allah
memberikan senjata yang ampuh bagi muslimin berupa doa. Dengan berdoa seorang
muslim insya Allah akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam menuntun kita agar berdoa tatkala kita menghadapi
kesulitan rezeki.
“Ya Allah
aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang
diterima.” (HR. Ibnu Majah dan yang selainnya)
Wallahu a’lam
bish Showab.
Referensi:
Ustadz Abu Hamzah Yusuf (2003) Judul: Mengatasi Kesulitan Rizqi. from http://salafy.or.id/blog/2003/09/09/mengatasi-kesulitan-rizqi/
Terima kasih
Dadang Auto Champion